Rabu, Oktober 22, 2008

Menerjang Resiko


Dua biji tanaman tergeletak bersisian di dalam tanah musim semi yang subur.

Biji pertama berkata, " Aku ingin tumbuh! Aku ingin menghujamkan akar-akarku dalam-dalam ke tanah dibawahku, dan menusukkan kecambah-kecambahku untuk menembus lapisan tanah di atasku. Aku ingin menebarkan kuncup-kuncupkuyang lembut laksana panji-panji yang mengumumkan datangnya musim semi....Aku ingin menikamati kehangatan mentari di wajahku serta berkah embun fajar di atas kuntum-kuntum bungaku!"

Dan Ia pun tumbuh.

Biji kedua berkata,"Aku takut. Kalau aku mengarahkan akar-akarku ke tanah ke bawah sana, aku tidak tahu apa yang akan aku hadapi di dalam kegelapan. Bila aku mencari jalan melalui tanah yang keras di atas sana, boleh jadi aku akan merusakkan kecambah-kecambahku yang halus....bagaimana pula aku membiarkan pucuk-pucukku terbuka dan seekor bekicot mencoba melahapnya? Dan bila aku memekarkan kembang-kembangku, seorang anak kecil mungkin akan merenggutku dari tanah.
Tidak, jauh lebih baik bagiku untuk menanti di sini sampai keadaan menjadi aman."

Dan ia pun menunggu.

Seekor babon yang mengais-ngais mencari makanan di atas tanah permulaan musim semi akhirnya menemukan biji yang tengah menunggu itu, dan secepat kilat menelannya.

*Mereka yang menolak untuk menempuh resiko dan untuk berkembang akan ditelan oleh kehidupan*

Tidak ada komentar: